Senin, 13 Juli 2015

BRONKIEKTASIS



1. Defenisi
        Bronkiektasis adalah dilatasi (>2mm) bronkus proksimal yang abnormal dan permanen yang disebabkan oleh inflamasi dan akibatnya terjadi destruksi komponen elastik dan muskular pada dindingnya. Bronkiektasis pada keadaan normal berhubungan dengan defek pada bersihan mukosilier dan infeksi respirasi persisten. Onset sering terjadi pada masa kanak-kanak, setelah mengalami infeksi paru yang memperberat campak atau pertusis.Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik,persisten atau ireversibel. Kelainan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot-otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh-pembuluh darah.Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil sedangkan bronkus besar jarang.
 
2.  Anatomi/Fisiologi
  Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism.

a.       Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang dipisahkan oleh sekat septum nasi. Di dalamnya terdapat bulu-bulu untuk menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu terdapat juga konka nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis media yang berfungsi untuk mengahangatkan udara.
b.      Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar pernapasan, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel getah bening.
c.       Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebelum sebagai pembentuk suara. Terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya. Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
d.      Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.
e.       Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis IV dan V. mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 – 8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 – 12 cincin dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.
f.       Paru-paru
 Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

3.   Patogenesis/Patofisiologi
       Penyebab bronkiektasis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya dapat timbul secara:
a.Kelainan kongenital
terjadi sejak individu masih dalam kandungan, faktor genetik atau faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang peran penting.
b.kelainan didapat
1. Infeksi
Terjadi setelah seseorang menderita pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama.

2.Obstruksi bronkus
Disebabkan oleh berbagai macam: korpus alienum, karsinoma bronkus atau tekanan terhadap bronkus.

Bronkiektasis tergantung faktor penyebabnya ,apabila timbulnya kongenital, patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan.Pada bronkiektasis yang didapat, patogenesisnya diduga melalui beberapa mekanisme, Ada beberapa faktor yang diduga ikut berperan antara lain:
1.      Faktor obstruksi bronkus
2.      Faktor infeksi pada bronkus dan paru
3.      Faktor adanya beberapa penyakit tertentu seperti fibrosis paru dll
4.      Faktor interinsik dalam bronkus
Permulaanya didahului adanya faktor infeksi bakterial,mula-mula karena adanya infeksi pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronkiektasis.Mekanisme terjadinya sangat rumit,secara ringkas dapat dikatakan bahwa infeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul bronkiektasis.
Pada bronkiektasis didapat pada keadaan yang amat jarang dapat terjadi atau timbul sesudah masuknya bahan korosif ke dalam saluran napas dan karena terjadinya aspirasi berulang bahan/cairan lambung ke dalam paru.Keluhan-keluhan yang timbul berhubungan erat dengan:
1.      Luas atau banyaknya bronkus yang terkena
2.      Tingkatan beratnya penyakit
3.      Lokasi bronkus yang terkena
4.      Ada tidaknya komplikasi
Keluhan-keluhan timbul umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal berikut:
1.      Adanya kerusakan dinding bronkus
2.      Adanya kerusakan fungsi bronkus
3.      Adanya akibat lanjut bronkiektasis atau komplikasi
Kerusakan dinding bronkus berupa dilatasi dan distorsi dinding bronkus,kerusakan elemen elastis,tulang rawan,otot-otot polos,mukosa dan silia,kerusakan tersebut akan menimbulkan stasis sputum,gangguan ekspektorasi,gangguan refleks batuk dan sesak napas.Kelainan fungsi paru yang terjadi pada pasien bronkiektasis sangat bervariasi dan tingakatan beratnya tergantung pada luasnya kerusakan parenkim paru dan seberapa jauh beratnya komplikasi yang telah terjadi.Akibatnya dapat dijumpai pasien bronkiektasis ringan tanpa kelainan fungsi paru atau hanya kelainan ringan saja,bronkiektasis sedang dengan kelainan fungsi paru derajat sedang dan bronkiektasis berat dengan kelainan fungsi paru derajat berat.
Gambaran klinis pada pasien bronkiektasis tergantung pada luas dan beratnya penyakit,lokasi kelainan dan ada atau tidak adanya komplikasi lanjut.Ciri khas penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai sputum, adanya hemoptisis dan pneumonia berulang.Kaluhan-keluhan yang timbul yaitu: batuk,sesak napas,demam berulang.
4. Pembagian
Tingkatan beratnya penyakit bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat.Brewis membagi tingkatan beratnya bronkiektasis menjadi derajat ringan,sedang dan berat.
a.       Bronkiektasis ringan
Ciri khas: batuk-batuk, sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam,produksi sputum terjadi dengan adanya perubahan posisi tubuh,biasanya ada hemoptisis sangat ringan,pasien tampak sehat dan fungsi paru normal,foto dada normal
b.      Bronkiektasis sedang
Ciri khas: batuk-batuk produktif terjadi setiap saat,sputum timbul setiap saat (hijau serta bau mulut busuk),sering-sering ada hemoptisis,pasien umumnya masih tampak sehat dan fungsi paru normal, jarang terdapat jari tabuh.Pada pemeriksaan fisis paru sering ditemukan ronki basah kasar pada daerah paru yang terkena,gambaran foto dada boleh dikatakan masih normal.
c.       Bronkiektasis berat
Ciri khas: batuk-batuk produktif dengan sputum banyak berwarna kotor dan berbau.Sering ditemukan adanya pneumonia dengan hemoptisis dan nyeri pleura.Sering ditemukan jari tabuh.Bila ada obstruksi saluran napas akan dapat ditemukan adanya dispnea,sianosis atau tanda kegagalan paru.Umumnya pasien mempunyai keadaan tubuh yang tidak baik .Sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit,infeksi mata dan sebagainya.

5. Penatalaksanaan
          Pengelolaan pasien bronkiektasis terdiri dari dua kelompok:
A.   Pengobatan konservatif
Pengelolaan umum:
·        Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien
·        Membuat ruangan hangat,udara ruangan kering
·        Mencegah/menghentikan merokok
·        Mencegah/menghindari debu, asap dan sebagainya
·        Memperbaiki drainase sekret bronkus
Cara yang baik dilakukan sebagai berikut :
-         Melakukan drainase postural
-         Mencairkan sputum yang kental
-         Mengatur posisi tempat tidur pasien
-         Mengontrol infeksi saluran napas
           Pengelolaan khusus
·        Kemoterapi pada bronkiektasis
·        Drainase sekret dengan bronkoskop
·        Pengobatan simtomatik
·        Pengobatan obstruksi bronkus
·        Pengobatan hipoksia
·        Pengobatan hemoptisis
·        Pengobatan demam
B.   Pengobatan pembedahan
Tujuan pembedahan : mengangkat segmen/lobus paru yang terkena
Indikasi pembedahan:
-         Pasien bronkiektasis yang terbatas dan resektabel, yang tidak berespons terhadap tindakan-tindakan konservatif yang adekuat.
-         Pasien bronkiektasis yang terbatas,tetapi sering mengalami infeksi berulang atau hemoptisis yang berasal dari daerah tersebut.
        Kontraindikasi:
-         Pasien bronkiektasis dengan PPOK
-         Pasien bronkiektasis berat
-         Pasien bronkiektasis dengan komplikasi korpulmonal kronik dekompensata
        Syarat-syarat operasi:
-         Kelainan harus terbatas dan resektabel
-         Daerah paru yang terkena telah mengalami perubahan yang ireversibel
-         Bagian paru yang lain harus masih baik
        Cara operasi:
-         Operasi elektif
-         Operasi paliatif


Referensi :
Sudoyo, Aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 3.Edisi V.Jakarta:FKUI
Ward,Jeremy dkk.2007.At a Glance Sistem Rspirasi.Edisi 2.EMS
Sherwood,Laureen.2012.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6.EGC
Price,sylvia.2012.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Volume 2.Edisi 6.EGC
Snell,Richard.2006.Anatomi Klinik.Edisi 6.EGC
Halim.2012.Bronkiektasis.slideshare.net
Bronkiektasis kelainan anatomik dilatasi bronkus.ocw.usu.ac.id
 


written by : Rahma Safitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar