1. Defenisi
Bronkiektasis adalah
dilatasi (>2mm) bronkus proksimal yang abnormal dan permanen yang disebabkan
oleh inflamasi dan akibatnya terjadi destruksi komponen elastik dan muskular
pada dindingnya. Bronkiektasis pada keadaan normal berhubungan dengan defek
pada bersihan mukosilier dan infeksi respirasi persisten. Onset sering terjadi
pada masa kanak-kanak, setelah mengalami infeksi paru yang memperberat campak
atau pertusis.Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
dilatasi dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan
kronik,persisten atau ireversibel. Kelainan bronkus tersebut disebabkan oleh
perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen
elastis, otot-otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh-pembuluh
darah.Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil sedangkan bronkus besar
jarang.
2.
Anatomi/Fisiologi
Pernapasan adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang
kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran,
mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism.
a. Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama
yang mempunyai dua lubang dipisahkan oleh sekat septum nasi. Di dalamnya
terdapat bulu-bulu untuk menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu terdapat
juga konka nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis media
yang berfungsi untuk mengahangatkan udara.
b. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara
jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar pernapasan, di
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di bawah
selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel
getah bening.
c. Laring
Merupakan saluran udara dan
bertindak sebelum sebagai pembentuk suara. Terletak di depan bagian faring
sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglottis
yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
d. Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk
seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas agar tetap
terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang
disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk
bersama-sama dengan udara pernapasan.
e. Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, ada
2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis IV dan V. mempunyai
struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus
kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 – 8
cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 – 12 cincin dan
mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini
terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.
f. Paru-paru
Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari
terdiri dari gelembung-gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas,
O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
3. Patogenesis/Patofisiologi
Penyebab bronkiektasis sampai
sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya dapat timbul
secara:
a.Kelainan kongenital
terjadi sejak individu masih dalam kandungan, faktor
genetik atau faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang peran penting.
b.kelainan didapat
1. Infeksi
Terjadi setelah seseorang menderita pneumonia yang
sering kambuh dan berlangsung lama.
2.Obstruksi bronkus
Disebabkan oleh berbagai macam: korpus alienum, karsinoma
bronkus atau tekanan terhadap bronkus.
Bronkiektasis tergantung faktor penyebabnya ,apabila
timbulnya kongenital, patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya
dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan.Pada bronkiektasis
yang didapat, patogenesisnya diduga melalui beberapa mekanisme, Ada beberapa
faktor yang diduga ikut berperan antara lain:
1.
Faktor obstruksi bronkus
2.
Faktor infeksi pada bronkus dan paru
3.
Faktor adanya beberapa penyakit tertentu seperti
fibrosis paru dll
4.
Faktor interinsik dalam bronkus
Permulaanya
didahului adanya faktor infeksi bakterial,mula-mula karena adanya infeksi pada
bronkus atau paru, kemudian timbul bronkiektasis.Mekanisme terjadinya sangat
rumit,secara ringkas dapat dikatakan bahwa infeksi pada bronkus atau paru akan
diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul
bronkiektasis.
Pada
bronkiektasis didapat pada keadaan yang amat jarang dapat terjadi atau timbul
sesudah masuknya bahan korosif ke dalam saluran napas dan karena terjadinya
aspirasi berulang bahan/cairan lambung ke dalam paru.Keluhan-keluhan yang
timbul berhubungan erat dengan:
1.
Luas atau banyaknya bronkus yang terkena
2.
Tingkatan beratnya penyakit
3.
Lokasi bronkus yang terkena
4.
Ada tidaknya komplikasi
Keluhan-keluhan timbul umumnya
sebagai akibat adanya beberapa hal berikut:
1.
Adanya kerusakan dinding bronkus
2.
Adanya kerusakan fungsi bronkus
3.
Adanya akibat lanjut bronkiektasis atau komplikasi
Kerusakan dinding bronkus berupa
dilatasi dan distorsi dinding bronkus,kerusakan elemen elastis,tulang
rawan,otot-otot polos,mukosa dan silia,kerusakan tersebut akan menimbulkan
stasis sputum,gangguan ekspektorasi,gangguan refleks batuk dan sesak napas.Kelainan
fungsi paru yang terjadi pada pasien bronkiektasis sangat bervariasi dan
tingakatan beratnya tergantung pada luasnya kerusakan parenkim paru dan
seberapa jauh beratnya komplikasi yang telah terjadi.Akibatnya dapat dijumpai
pasien bronkiektasis ringan tanpa kelainan fungsi paru atau hanya kelainan
ringan saja,bronkiektasis sedang dengan kelainan fungsi paru derajat sedang dan
bronkiektasis berat dengan kelainan fungsi paru derajat berat.
Gambaran klinis pada pasien
bronkiektasis tergantung pada luas dan beratnya penyakit,lokasi kelainan dan
ada atau tidak adanya komplikasi lanjut.Ciri khas penyakit ini adalah adanya
batuk kronik disertai sputum, adanya hemoptisis dan pneumonia
berulang.Kaluhan-keluhan yang timbul yaitu: batuk,sesak napas,demam berulang.
4. Pembagian
Tingkatan beratnya penyakit
bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat.Brewis membagi tingkatan
beratnya bronkiektasis menjadi derajat ringan,sedang dan berat.
a.
Bronkiektasis ringan
Ciri khas: batuk-batuk, sputum warna
hijau hanya terjadi sesudah demam,produksi sputum terjadi dengan adanya
perubahan posisi tubuh,biasanya ada hemoptisis sangat ringan,pasien tampak
sehat dan fungsi paru normal,foto dada normal
b.
Bronkiektasis sedang
Ciri khas: batuk-batuk produktif
terjadi setiap saat,sputum timbul setiap saat (hijau serta bau mulut
busuk),sering-sering ada hemoptisis,pasien umumnya masih tampak sehat dan
fungsi paru normal, jarang terdapat jari tabuh.Pada pemeriksaan fisis paru
sering ditemukan ronki basah kasar pada daerah paru yang terkena,gambaran foto
dada boleh dikatakan masih normal.
c.
Bronkiektasis berat
Ciri khas: batuk-batuk produktif
dengan sputum banyak berwarna kotor dan berbau.Sering ditemukan adanya
pneumonia dengan hemoptisis dan nyeri pleura.Sering ditemukan jari tabuh.Bila
ada obstruksi saluran napas akan dapat ditemukan adanya dispnea,sianosis atau
tanda kegagalan paru.Umumnya pasien mempunyai keadaan tubuh yang tidak baik
.Sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit,infeksi mata dan sebagainya.
5. Penatalaksanaan
Pengelolaan pasien bronkiektasis
terdiri dari dua kelompok:
A.
Pengobatan konservatif
Pengelolaan umum:
·
Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien
·
Membuat ruangan hangat,udara ruangan kering
·
Mencegah/menghentikan merokok
·
Mencegah/menghindari debu, asap dan sebagainya
·
Memperbaiki drainase sekret bronkus
Cara yang baik dilakukan sebagai berikut :
-
Melakukan drainase postural
-
Mencairkan sputum yang kental
-
Mengatur posisi tempat tidur pasien
-
Mengontrol infeksi saluran napas
Pengelolaan khusus
·
Kemoterapi pada bronkiektasis
·
Drainase sekret dengan bronkoskop
·
Pengobatan simtomatik
·
Pengobatan obstruksi bronkus
·
Pengobatan hipoksia
·
Pengobatan hemoptisis
·
Pengobatan demam
B.
Pengobatan pembedahan
Tujuan pembedahan : mengangkat
segmen/lobus paru yang terkena
Indikasi pembedahan:
-
Pasien bronkiektasis yang terbatas dan resektabel,
yang tidak berespons terhadap tindakan-tindakan konservatif yang adekuat.
-
Pasien bronkiektasis yang terbatas,tetapi sering
mengalami infeksi berulang atau hemoptisis yang berasal dari daerah tersebut.
Kontraindikasi:
-
Pasien bronkiektasis dengan PPOK
-
Pasien bronkiektasis berat
-
Pasien bronkiektasis dengan komplikasi korpulmonal
kronik dekompensata
Syarat-syarat operasi:
-
Kelainan harus terbatas dan resektabel
-
Daerah paru yang terkena telah mengalami perubahan
yang ireversibel
-
Bagian paru yang lain harus masih baik
Cara operasi:
-
Operasi elektif
-
Operasi paliatif
Referensi :
Sudoyo, Aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid
3.Edisi V.Jakarta:FKUI
Ward,Jeremy dkk.2007.At a Glance Sistem Rspirasi.Edisi 2.EMS
Sherwood,Laureen.2012.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi
6.EGC
Price,sylvia.2012.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Volume 2.Edisi 6.EGC
Snell,Richard.2006.Anatomi Klinik.Edisi 6.EGC
Halim.2012.Bronkiektasis.slideshare.net
Bronkiektasis kelainan
anatomik dilatasi bronkus.ocw.usu.ac.id
written by : Rahma Safitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar