PENYAKIT
KARDIOVASKULER
Perokok lebih rentan
menderita aterosklerosis pembuluh darah besar dibandingkan bukan perokok.
Terdapat interaksi multiplikatif antara merokok dan faktor risiko penyakit
jantung lebih tinggi pada perokok dengan hipertensi dan peningkatan serum
lipid.
Merokok juga meningkatkan kejadian infark miokard dan sudden cardiac death melalui agregasi
platelet dan oklusi vaskuler.
Berhenti merokok menurunkan risiko serangan jantung kedua
dalam 6 – 12 bulan. Infark miokard dan kematian akibat PJK juga menurun dalam
tahun-tahun pertama setelah berhenti merokok.
KANKER
Merokok menyebabkan
kanker paru-paru, mulut, naso-oro, dan hipofaring, lubang hidung dan sinus
paranasal, laring, esofagus, perut, pankreas, liver, ginjal (badan dan pelvis),
ureter, kandung kemih, dan serviks uterin, dan juga menyebabkan leukemia
mieloid. Terdapat bukti bahwa merokok berperan meningkatkan risiko kanker
kolorektal dan payudara.
Risiko kanker meningkat berdasarkan meningkatnya jumlah
rokok per hari dan meningkatnya durasi merokok, dan terdapat hubungan
sinergistik antara merokok dan minum alkohol dengan kanker mulut, esofagus dan
paru.
Berhenti merokok, menurunkan risiko terjadinya kanker.
Kendati demikian, terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru setelah 20 tahun.
PENYAKIT
PERNAPASAN
Merokok, merupakan
sebab utama penyakit paru obstruktif kronik. Dalam 1-2 tahun merokok, seorang
perokok muda akan terjadi perubahan inflamasi di jalur pernafasan kecil,
kendati pengukuran fungsi paru pada perubahan ini tidak dapat memprediksi
terjadinya obstuksi kronis jalur nafas. Setelah 20 tahun merokok, terjadi
perubahan patofisiologi pada paru secara proporsional seiring dengan intensitas
daan durasi merokok. Inflamasi kronik dan penyempitan jalur nafas kecil
dan/atau digestif enzimatik dinding alveolar pada empisema pulmonal menyebabkan
pengurangan aliran anfas ekspirasi sehingga terjadi gejala klinis napas
terhambat pada ~15% perokok.
Seorang perokok muda yang mengalami perubahan pada jalur
pernapasan kecil akan kembali normal setelah berhenti merokok selama 1-2 tahun.
KOMPLIKASI MATERNA SELAMA KEHAMILAN
Merokok berhubungan
dengan beberapa komplikasi maternal selama kehamilan: ruptur prematur pada
membran, abrupsio plasenta, dan plasenta previa; juga terdapat sedikit
peningkatan risiko aborsi spontan pada perempuan perokok. Janin pada seorang
yang merokok, akan lebih berisiko mengalami kelahiran sebelum waktunya,
mortalitas perinatal yang lebih tinggi, ukuran janin yang lebih kecil dari
ukuraan normal yang sesuai usia kandungan, berisiko lebih tinggi mengalami infant respiratory distress sindrome,
kemungkinan mengalami kematian akibat sudden
infant death sindrome, dan mengalami pertumbuhan yang terhambat setidaknya
pada tahun-tahun pertama.
KONDISI
LAIN
Merokok menghambat
penyembuhan ulkus peptik: meningkatkan risiko osteoporosis, katarak, senilis,
dan degenerasi makular, dan meyebabkan menopause prematur, keriput, batu empedu
dan kolesistitis pada perempuan dan impotensi pada pria.
PEROKOK
PASIF
Asap rokok dapat
dipisahkan menjadi 2 komponen, asap utama yang dihisap oleh perokok dan asap
sampingan yang tidak terfilter (dikeluarkan dari ujung rokok) yang dihisap
secara pasif oleh bukan perokok.
Paparan dalam jangka panjang pada asap rokok, dapat
meningkatkan risiko kanker paru dan penyakit arterikoroner di antara
bukan-perokok. Juga meningkatkan insiden infeksi pernapasan, otitis media
kronik, dan asma pada anak-anak.
referensi :
Anggota PAPDI Indonesia. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V, Interna Publishing. Jakarta, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar